Senin, 14 Maret 2016

Skrining kanker serviks


Skrining kanker serviks

Seperti kita ketahui, kanker merupakan penyakit yang sangat sulit untuk diobati, terutama pada stadium yang sudah lanjut. Kanker serviks merupakan salah satu kanker terbanyak pada wanita selain kanker payudara dan ovarium (indung telur). Ada hal yang membedakan kanker serviks dengan kanker lain pada umumnya, yaitu kanker serviks merupakan kanker yang dapat dicegah. Kanker serviks memiliki masa pra-kanker yang cukup panjang, sehingga dapat dideteksi dengan pemeriksaan skrining. Terapi pada masa lesi pra-kanker efektif untuk mencegah perkembangannya menjadi sebuah kanker.

Penyebab utama dari kanker serviks adalah infeksi virus HPV (Human Papilloma Virus) yang menginfeksi serviks pada saat berhubungan seksual. Sejak terinfeksi hingga menjadi lesi pra-kanker membutuhkan waktu 3-5 tahun, dan perubahan menjadi sebuah kanker membutuhkan waktu 10 – 15 tahun. Terdapat beberapa pemeriksaan skrining untuk mendeteksi lesi pra-kanker atau deteksi dini kanker serviks. Diantaranya adalah tes IVA dan pemeriksaan PAP smear.

Cara kerja tes IVA adalah dengan mengoleskan larutan cuka pada serviks yang akan membuat sel-sel tidak normal yang diduga merupakan lesi pra-kanker menjadi berwarna keputihan. Hal ini menunjukkan adanya inti sel yang membesar pada sel-sel tersebut. Tes IVA memiliki keuntungan salah satunya adalah mudah dan cepat untuk dikerjakan, dapat dikerjakan di mana saja, tetapi memiliki keterbatasan yaitu tes IVA dapat positif tidak hanya disebabkan adanya lesi pra-kanker, tetapi juga dapat positif pada keadaan-keadaan lain seperti infeksi. Dengan kata lain, tes IVA memiliki angka sensitifitas yang tinggi, tetapi spesifisitas yang rendah.

Pemeriksaan Pap smear secara rutin memiliki sensitifitas dan spesifitas yang tinggi dalam mendeteksi kanker serviks. Insidensi kanker serviks dapat dikurangi hingga 79% sejak tahun 1950. Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil sampel sel-sel pada zona transformasi serviks menggunakan spatula, sito-brush, atau pun thin prep. Spatula dan sito-brush diusapkan pada mulut serviks kemudian difiksasi di gelas objek. Dengan menggunakan mikroskop sel-sel kanker atau sel-sel pra-kanker dapat terlihat. Hasil Pap smear positif menunjukkan adanya lesi pra-kanker yang mungkin akan berubah menjadi kanker serviks. Tindakan berikutnya akan ditentukan berdasarkan klasifikasi hasil Pap smear, apakah akan Pap. Apabila hasil Pap smear negatif, tindakan berikutnya adalah skrining ulang setiap satu tahun, paling tidak sampai 3x pemeriksaan menunjukan hasil negatif. Karena penyebab kanker serviks adalah infeksi HPV pada saat berhubungan seksual dan mempertimbangkan perjalanan penyakitnya, maka disarankan untuk melakukan pemeriksaan Pap smear apabila sudah 3 tahun sejak melakukan  hubungan seksual pertama kali.

Akan tetapi perlu diketahui bahwa pemeriksaan Pap smear dan tes IVA merupakan pemeriksaan untuk skrining atau deteksi dini kanker serviks tetapi tidak dapat digunakan untuk mendeteksi kanker ginekologi lain seperti kanker endometrium dan kanker ovarium.

1 komentar: