Keracunan Dalam Kehamilan (Preeklampsia)
Keracunan yang akan dibahas kali ini bukan seperti keracunan sianida yang dimasukin ke dalam kopi, tapi keracunan yang diakibatkan oleh kehamilan.
Gimana caranya kehamilan bisa bikin keracunan? Jadi begini ceritanya, salah satu proses yang terjadi saat kehamilan adalah implantasi plasenta atau penempelan ari-ari pada lapisan bagian dalam rahim. Pada beberapa kasus, penempelan plasenta ini tidak berlangsung sempurna, sehingga mengakibatkan adanya iskemik (kurang oksigen). Efeknya adalah keluarnya mediator-mediator inflamasi yang akan beredar secara sistemik ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah. Nah, mediator-mediator inflamasi ini akan mengakibatkan reaksi-reaksi tertentu yang salah satunya mengakibatkan konstriksi dari pembuluh darah sehingga terjadi hipertensi. Selain itu, lapisan endotel pada pembuluh darah juga terganggu sehingga cairan mudah keluar dari pembuluh darah menuju ruang ekstravaskuler. Organ-organ seperti jantung, mata, ginjal, hati, paru juga terkena dampaknya. Kondisi inilah yang disebut preeklamsia (keracunan dalam kehamiilan).
Bahaya kah preeklamsia? Tentu aja bahaya. Gejala dan tanda yang muncul adalah tekanan darah yang tinggi (walaupun nggak ada riwayat tekanan darah tinggi sebelumnya) disertai adanya protein dalam urin. Komplikasi yang sering terjadi adalah edema paru (terjadi penumpukan cairan pada paru-paru), hal ini, mengakibatkan penderitanya kesulitan bernafas. Selain itu, bisa juga terjadi HELLP syndrom, terjadi kerusakan hati dimana terdapat peningkatan enzim-enzim transaminase di dalam darah, sel-sel darah merah lisis/pecah, dan penurunan kadar trombosit. Komplikasi juga bisa terjadi di otak yaitu eklamsi, di mana kondisi di atas ditambah kejang dan penurunan kesadaran. Kondisi-kondisi ini dapat mengancam jiwa dan menyebabkan kematian ibu dan janin.
Gimana cara ngobatinya? Seperti yang udah dijelaskan di atas bahwa penyebab preeklamsia adalah plasenta atau ari-ari, maka terapinya ya dengan melahirkan plasentanya. Tetapi kan gak mungkin hanya melahirkan plasentanya aja, maka bayinya mau nggak mau juga ikut dilahirkan. Umumnya preeklamsi muncul di trimester terakhir kehamilan. Tapi ada juga yang terjadi pada trimester kedua kehamilan, biasanya preeklamsi yang muncul lebih awal, kondisinya lebih jelek, nah jika seperti ini agak sulit untuk menentukan apakan dilahirkan atau tidak. Klo nggak dilahirin, proses penyakit terus berlangsung dan cenderung menjadi berat apalagi jika jarak untuk sampai kehamilan cukup bulan terlampau jauh, tapi klo dilahirin, janinnya masih terlalu muda dan sulit untuk hidup diluar rahim.
Bisa dicegah nggak? Beberapa penelitian mengatakan dengan konsumsi supplemen kalsium dan antioksidan dapat mencegah terjadinya preeklamsia. Selain itu, dengan kontrol teratur selama kehamilan, perubahan tekanan darah dapat dideteksi lebih dini, sehingga dapat ditatalaksana sebelum jatuh ke dalam kondisi yang lebih berat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar